Friday, 7 July 2017

Depdiknas 2008 Panduan Pengembangan Indikator Forex


Panduan Penyusunan RPP I Made Padri 8211 Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI 16 PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Sumber Depdiknas 2006) Dalam rangka mengimplementasikan pogram pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, danatau lapangan untuk setiap Kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal eang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar. Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi yang memayungi Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam RPP-nya. Di dalam RPP secara rinci harus dimuat Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-Langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, e Penilaian II. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran A. Mencantumkan identitas 8226 Nama sekolah 8226 Mata Pelajaran 8226 KelasSemester 8226 Standar Kompetensi 8226 Kompetensi Dasar 8226 Indikator 8226 Alokasi Waktu Catatan: 190 RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar. 190 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus yang disusun oleh satuan pendidikan 190 Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar yang bersangkutan, yang dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan. Oleh karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada karakteristik kompetensi dasarnya. B. Mencantumkan Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkandicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar. Apabila rumusan kompetensi dasar Panduan Penyusunan RPP sudah operasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan atau beberapa tujuan. C. Mencantumkan Materi Pembelajaran Materiais e materiais para a indústria maternal e para a indústria química. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus. D. Mencantumkan Metode Pembelajaran Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai modelo atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan danatau strategi yang dipilih. E. Mencantumkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah - langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluanpembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Akan tetapi, dimungkinkan dalam seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik modelo yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluanpembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan. F. Mencantumkan Sumber Belajar Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, mídia, narasumber, alat, dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu. G. Mencantumkan Penilaian Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan dados. Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau vertikal. Apabila penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian. III. Formato Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Alokasi Waktu. 8230 jam pelajaran (8230 x pertemuan) perumusan indikator dan ciri2nya PERUMUSAN INDIKATOR DAN CIRI-CIRINYA Bahasa árabe merupakan salah satu bahasa em andang banyak dipelajari oleh masyarakat Indonésia. Oleh karena itu perlu dikaji adanya pembelajaran bahasa yang tepat bagi orang-orang yang não-árabe. Pembelajaran bahasa como termasuk dalam hal ini bahasa Árabe bisa dilakukan dengan berbagai cara dan metode. Dalam pengusaan bahasa arab banyak sekali aspek-aspek yang harus dipelajari sehingga memerlukan startegi dalam pengajaran bahasa arabe. Perumusan indikator penguasaan dalam pengajaran bahasa arab sangatlah penting, karena indikator merupakan alat ukur ketercapaian kompetensi dasar yang menjadi acuan pada penilaian mata pelajaran. Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang gmenyusun indikator kompetensi. Sehingga dalam merumuskan indikator guru harus mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai dalam materi pembelajarannya. Indikator berguna untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran di kelas sehingga siswa dapat mengukur kemampuan dirinya terhadap mata pelajaran itu dan bermanfaat bagi guru dalam mengembangkan kisi-kisi penilaian yang dilakukan melalui tes (tes tertulis seperti ulangan harian, ulangan tengah semester, e ulangan akhir Semestre, tes praktik, danatau tes perbuatan) maupun non-tes. Berdasarkan uraian diatas pengembangan indikator dalam pengajaran bahasa arabe memerlukan langkah strategis dalam peningkatan kualitas pembelajaran di kelas dan pencapaian kompetensi peserta didik. Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.1 Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai porubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur danatau dapat diobservasi. 2 Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan: Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat e dan lingkungan daerah. Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu: indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi de menulis soal yang di kenal sebagai indikator soal. Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi. Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan drinkapa ketentuan seackai berikut: Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi mínimo KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi mínimo sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hierarki kompetensi. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran. Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, danatau psikomotorik. Indikator penguasaan aspek kebahasaan mufradat Kosakata (árabe. Al-Mufradt dan Inggris) vocabulário) adalah himpunan kata atau khazanah kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu.3 Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang Ouro, orang, tersebut dan kemungkinan akan digunakannya untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari intelejensia atau tingkat pendidikannya. Kosakata merupakan kumpulan kata-kata yang membentuk bahasa yang diketahui seseorang dan kumpulan kata tersebut akan ia gunakan dalam menyusun kalimat atau berkomunikasi dengan masyarakat. Komunikasi seseorang yang dibangun dengan penggunaan kosakata yang tepat dan memadai menunjukkan gambaran intelejensia dan tingkat pendidikan si pemakai bahasa. Dalam pembelajaran bahasa Árabe ada beberapa masalah dalam pembelajaran kosakata yang disebut problematika kosakata (). Hal itu terjadi karena dalam pembelajaran kosakata mencakup didalamnya tema-tema yang kompleks yaitu perubahan derivasi, perubahan infleksi, kata kerja, mufrad. Tatsniyah. Jama. Tants. Tadzkr dan makna leksikal dan fungsional.4 Tetapi dalam makalah ini, penulis tidak menjelaskan satu persatu dari tema-tema tersebut secara detalhe, hanya sekedar mengemukakan bahwa cakupan pembelajaran kosakata tidak sederhana tetapi cukup luas dan rumit. Dasar atau asas-asas yang menjadi prinsip acuan pemilihan kata atau kosakata dapat diuraikan sebagai berikut: 5 Frequência. Yaitu frekuensi penggunaan kata-kata yang tinggi dan sering itulah yang harus menjadi pilihan. Alcance . Yaitu mengutamakan kata-kata yang banyak digunakan baik di negara Arab maupun di negara-negara non Arab atau di suatu negara tertentu yang mana kata-kata itu lebih sering digunakan. Disponibilidade. Mengutamakan kata-kata atau kosakata yang mudah dipelajari dan digunakan dalam berbagai media atau wacana. Familiaridade. Yakni mendahulukan kata-kata yang sudah dikenal dan cukup familiar didengar, seperti penggunaan kata lebih sering digunakan dari pada kata. Padahal keduanya sama maknanya. Cobertura. Yakni kemampuan daya cakup suatu kata untuk memiliki beberapa arti, sehingga menjadi luas cakupannya. Misalnya kata lebih luas daya cakupannya dari pada kata. Importância. Yakni mengutamakan kata-kata yang memiliki arti yang signikan untuk menghindari kata-kata umum yang banyak ditinggalkan atau kurang lagi digunakan. O arabismo. Yakni mengutamakan kata-kata árabe dari kata-kata serapan yang diarabisasi dari bahasa lain. Misalnya kata. , Secara berurutan ini harus diutamakan pemilihannya dari pada kata. Dan. Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kosakata di atas tentunya dapat dijadikan acuan para pengajar bahasa como khususnya bahasa árabe, walaupun tidak semua kata-kata baru harus dikenalkan dengan prosedur dan langkah-langkah tersebut. Faktor alokasi waktu dalam hal ini juga harus diperhitungkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemilihan kata-kata tetentu yang dianggap sukar atau kata-kata yang memang hanya dapat dipahami secara baik dan utuh maknanya bilamana dihubungkan serta disesuaikan dengan konteks wacana. Indikator Penguasaan yang tercermin dalam pembelajaran kosakata (al-mufradat) diantaranya sebagai berikut: siswa mampu membaca teks dengan intonasi dan makhraj yang benar. Siswa mampu menentukan arti kosa kata. Siswa mampu menggunakan kosa kata dalam konteks kalimat, Indikator penguasaan aspek kebahasaan tarkib Salah satu aspek tata bahasa yang erat kaitannya dengan pemahaman membaca adalah bidang sintaksis atau stuktur kalimat. Penguasaan stuktur kalimat dapat dikatakan penting dalam kegiatan membaca, karena pengertian atau ide yang akan dikemukakan penulis hanya dapat diketahui setelah dituangkan dalam bentuk kalimat. Kalimat disusun dengan mempergunakan kosakata yang satu dan yang lainnya dengan mempergunakan aturan tata bahasa. Sebelum disusun dalam kalimat, ide tersebut masih belum jelas. Dengan demikian penguasaan stuktur kalimat perlu diperhatikan dalam proses mambaca. Dalam pembentukan kalimat, unsur-unsur kalimat berupa kata atau frasa disusun menurut fungsinya masing-masing sehingga membentuk suatu pengertian. Susunan-susunan kalimat yang telah dibentuk itu akhirnya akan membentuk suatu teks atau wacana. Jika dilihat dari proses penyusunan pertama sehinnga membentuk suatu teks yang lengkap, maka terlihat suatu bentuk penyusuunan dari bentuk terkecil sampai kepada kalimat. Masalah ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh samsuri, yaitu suatu satuan terkecil morfem membentuk lapisan stuktur tata kata dan satuan terkecil kalimat memberikan lapisan stuktur tata wacana (1985: 53). Penyusunan itu tentunya harus menurut suatu aturan tertentu, tidak bisa kata itu disusun sesuka hati. Artinya susunan kata untuk membentuk kalimat mengikuti suatu pola tertentu. Penyusunan susunan kata harus dapat juga mengandung makna, karena susunan kata yang belum mempunya suatu makna belum merupakan suatu kalimat. Jadi yang dinamakan kalimat adalah susunan kata yang mengandung suatu makna (Ananda, 1985: 97). Pola kalimat itu akan menentukan makna yang terdapat dalam kalimat tersebut. Masalah ini sesuai dengan apa yang dikemukakan por dole (1972: 150) yaitu makna suatu kalimat berhubungan dengan pola susunannya. Dari pola kalimat bisa dibentuk bermacam-macam kalimat, baik kalimat dasar maupun kalimat transformasi. Dari itu, bila diteliti kalimat, selalu dapat dikembalikkan ke dalam bentuk dasarnya. Untuk keterampilan berbahasa sangat diperlukan kaidah-kaidah bahasa seperti kaidah-kaidah sintaksis atau struktur kalimat, guna memudahkan memperoleh keterampilan berbahasa. Menurut Vallete (1967: 109) siswa biasanya dapat mencari arti kata-kata ari kamus, tetapi bila ia tidak dapat menangkap hubungan antarkata dan tidak mengetahui strurkturnya secara pasti maka siswa tidak akan mampu membaca teks secara akurat dan tidak mengerti apa yang dibacanya. Dengan demikian, tujuan membaca tidak tercapai pada dirinya dan peranan penguasaan struktur kalimat dalam pemahaman membaca sangat penting. Dalam kaitan ini Hardjono (1985 18-19) mengatakan bahwa jika tata bahasa itu tidak diajarkan, orang tidak akan memperoleh kemampuan membaca dan menulis. Sementara itu, Indikator Pengusaan yang dikembangkan dalam pembelajaran tatabahasa (qawa8217id) adalah: siswa dapat membaca bentuk kata tertentu dengan memperhatikan vokallharakat yang benar. Siswa dapat membedakan antara bentuk kata yang satu dengan yang lain. Siswa dapat menentukan wazan (pola bentukan kata) dalam bahasa árabe. Siswa dapat mengidentifikasi bentuk kata tertentu dalam teks. Siswa dapat membuat kalimat dengan menggunakan bentuk kata tertentu. Indikator Penguasaan Aspek Kemahiran Bahasa kemahiran berbahasa yang meliputi empat aspek kemahiran, yaitu: kemahiran menyimak kemahiran membaca kemahiran menulis, kemahiran berbicara. Menyimak merupakan proses perubahan wujud bunyi (bahasa) menjadi wujud makna. Kemahiran menyimak sebagai kemahiran berbahasa yang sifatnya reseptif, menerima informasi dari orang lain (pembicara). Kemahiran membaca merupakan kemahiran berbahasa yang sifatnya reseptif, menerima informasi dari orang lain (penulis) di dalam bentuk tulisan. Membaca merupakan perubahan wujud tulisan menjadi wujud makna. Kemahiran menulis merupakan kemahiran bahasa yang sifatnya yang menghasilkan atau memberikan informasi kepada orang lain (pembaca) di dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan perubahan wujud pikiran atau perasaan menjadi wujud tulisan. Sedangkan kemahiran berbicara merupakan kemahiran yang sifatnya produktif, menghasilkan atau menyampaikan informasi kepada orang lain (penyimak) di dalam bentuk bunyi bahasa tuturan merupakan proses perubahan wujud bunyi bahasa menjadi wujud tuturan (Suherman, 2000: 4-5). Spesifikasi tujuan pengajaran Istima. Mengulang-ulang materi, Menghafal, Mengambil ide pokok dan Memahami ide umum dari materi yang didengar. Qiroah. Mengucapkan bunyi dari makhrajnya serta membedakan bunyi huruf yang mirip, seperti huruf ta dan dal serta huruf qaf dan kaf, Menghubungkan tanda dengan maknanya, Memhami apa yang dibaca baik secara global maupun terperinci, Membedakan hamzah al washal dan qathI, Memperhatikan harakat panjang dan pendek, Tidak mengganti suatu huruf dengan huruf yang lain, Tidak menambah huruf ke dalam huruf kata asli, Tidak menambah dan mengurangi kata asli, Berhenti pada tempat yang sesuai, Membuat ringkasan atau kesimpulan ide-ide pokok, Membedakan antara ide pokok dan sekunder dan Merasakan apa yang Dibaca. Kitabah. Mampu menulis huruf arab, Mengetahui tanda baca dengan cepat, Mampu mengungkapkan pemikiran dengan logis dan runtut melalui tulisan dengan memperhatikan atauran dengan kaidah-kaidah bahasa, tanda baca dan diksi kata (mufrodat) secara tepat6 Kemampuan yang diharapkan dalam kemahiran berbahasa misalnya pada siswa aliyah sebagai Berikut. Kemahiran Mendengarkan. Siswa mampu menafsirkan berbagai nuansa makna dalam berbagai teks lisan dengan berbagai variasi tujuan komunikasi dan konteks. Kemahiran Berbicara. Siswa mampu mengucapkan berbagai nuansa makna dalam berbagai teks lisan dengan berbagai variasi tujuan komunikasi dan konteks. Kemahiran Membaca. Siswa mampu menjelasakan berbagai nuansa makna yang dijumpai dalam berbagai teks tertulis dengan variasi tujuan komunikasi, struktur teks, dan ciri-ciri bahasanya. Kemahiran Menulis. Siswa mampu mengungkapkan makna secara tertulis sesuai dengan tujuan komunikasinya dengan struktur wacana dan fitur-fitur bahasa yang lazim digunakan dalam budaya bahasa yang digunakan. Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam SK dan KD Salah satu aspek dalam pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Sekolah dapat mengembangkan indikator melebihi standar mínimo tersebut. Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang digunakan dalam SK dan KD. Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata kerja pada tingkat pengetahuan lebih rendah dari pada tingkat proses maupun penerapan. Tingkat penerapan merupakan tuntutan kompetensi paling tinggi yang diinginkan. Klasifikasi tingkat kompetensi berdasarkan kata kerja yang digunakan disajikan: Pengajaran bahasa Arab adalah suatu upaya untuk mengatur (memenej, mengendalikan) aktivitas belajar-mengajar berdasarkan konsep-konsep dan Prinsip-prinsip pengajaran bahasa Árabe umtuk mensukseskan tujuan pengajaran agar tercapai lebih efektif, efisien, dan Produktif yang diawali dengan penentuan strategi dan perencanaan, diakhiri dengan penilaian, dan dari penilaian akan dapat dimanfaatkan sebagai feedback (umpan balik) bagi perbaikan pengajaran lebih lanjut. Dalam pengajaran bahasa árabe, dituntut pelaksanaan perencanaan programa pengajaran demi tercapainya pembelajaran yang efektif. O programa Perencanaan pengajaran terdiri atas perencanaan tujuan-tujuan instruksional, perencanaan materi dan bahan bahan pengajaran, perencanaan alat dan media pengajaran, dan perencenaan evaluasi pengajaran. Dengan terlaksananya perencanaan programa pengajaran bahasa Árabe dengan baik maka diharapkan tercapainya tujuan pengajaran yang dibujado por diarkark por sekolah maupun kampus. Oleh karena itu dibutuhkan usaha keras dan maksimal oleh pendidik sehingga mereka betul-betul bisa merancang dan merencanakan pengajaran yang akan dilaksanakannya di kelas ataupun kampus v Daftar Pustaka Depdknas, 2008, Panduan Pengembangan Indikator. Jakarta E. Mulyasa, 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya id. wikipedia. orgwikiKosakata. Diakses tanggal 3 de outubro de 2011. Lihat juga Harimurti Kridalaksana, 1983, Kamus Linguistik Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama) Moh. Matsna HS, Diagnóstico Kesulitan Belajar Bahasa árabe makalah disampaikan pada Diklat Guru Bahasa árabe SMU di Jakarta tanggal 10 23 de setembro de 2003. Rusydy A. Thaimah, Al-Marja de Talm al-Lughah al-Arabiyyah li al-Nthiqn bi Lughtin Ukhra. Jmiah Ummu al-Qur, Mahad al-Lughah al-Arabiyyah, Wahdat al-Buhts wa al-Manhij, Silsilah Dirst fi Talm al-Arabiyyah, juz II. Sujai, 2008, Inofasi Pembelajaran Bahsa Arab. Semarang. Walisongo Press. 1 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (2006, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), hal 139 2 Panduan Pengembangan Indikator. Depdiknas. Jakarta 2008 3 id. wikipedia. orgwikiKosakata. Diakses tanggal 3 de outubro de 2011. Lihat juga Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1983), hlm. 137. 4 Moh. Matsna HS, Diagnóstico Kesulitan Belajar Bahasa árabe makalah disampaikan pada Diklat Guru Bahasa Árabe SMU di Jakarta tanggal 10 23 de setembro de 2003. 5 Rusydy A. Thaimah, Al-Marja de Talm al-Lughah al-Arabiyyah li al-Nthiqn bi Lughtin Ukhra. Jmiah Ummu al-Qur, Mahad al-Lughah al-Arabiyyah, Wahdat al-Buhts wa al-Manhij, Silsilah Dirst fi Talm al-Arabiyyah, juz II, hlm. 618-620. 6 Dr. Sujai, M. Ag. Inofasi Pembelajaran Bahsa árabe, (Walisongo Press, Semarang2008), hlm. 19-22. Post navigation Admin, saya boleh tau referensi dari bagian tulisan anda berikut ini: 8220Indikator Penguasaan yang tercermin dalam pembelajaran kosakata (al-mufradat) diantaranya sebagai berikut: 1. siswa mampu membaca teks dengan intonasi dan makhraj yang benar. 2. Siswa mampu menentukan arti kosa kata. 3. Siswa mampu menggunakan kosa kata dalam konteks kalimat, 8221 Atau ini pendapat anda

No comments:

Post a Comment